Jumat, 03 Desember 2010

Nilai Filosofis Lokasi Keraton dan Masjid Jamik Sumenep

Keraton Sumenep berdiri diatas tanah milik pribadi Pangeran Natakusuma alias Panembahan Somala.Di depan keratin, kea rah selatan berdiri Pendapa Agung, dan di depannya berdiri Gedong Negeri yang didirikan oleh Pemerintah Belanda.Pembangunan Gedong Negeri itu, untuk menyaingi kewibawaan Keraton Sumenep, karena disinyair oleh mata-mata Belanda bahwa Adipati sumenep sering mengadakan rapat rahasia dengan para pejabat-pejabat yang menentang Belanda.
Disebelah timur Gedong Negeri tersebut berdiri pintu masuk Keraton Sumenep, yang disebut Labang Mesem.Di pintu gerbang itu para penjaga bersikap ramah-tamah kepada para tamu, sehingga para tamu selalu tersenyum.Di bagian pojok sebelah timur bagian selatan berdiri Taman Sare (tempat pemandian putera-puteri Adipati).Sedangkan di halaman belakang keraton sebelah timur berdiri dapur, sebelah barat berdiri sisir (tempat tidur para pembantu keraton, emban, dayang-dayang puteri Adipati), di sebelah barat terdapat sumur.Di depan sumur agak kea rah barat berdiri Keraton Ratu R.Ayu Rasman Tirtanegara, dan di depannya berdiri pendapa.Tetapi di jaman pemerintahan Sultan Abdurrahman pendapa dipindahkan ke Asta Tinggi dan disitu didirikan Kantor Koneng.Di sebelah selatan Kantor Koneng, di pojok sebelah barat pintu masuk berdiri pendapa (paseban).
Pada mulanya antara keraton dengan Pendapa letaknya terpisah.Namun pada masa pemerintahan Sultan Abd. Ranchman Pakunataningrat, kedua bangunan tersebut dijadikan satu deret.Di sebelah selatan Taman Sare berdiri Pendapa atau Paseban dan sekarang dijadikan toko souvenir.Di sebelah selatan keraton terbentang jalan menuju masjid jamik (kea rah barat), sedangkan ke arah timur menuju jalan Kalianget.Di sebelah timur keraton adalah perkampungan, dan di arah timur jalan adalah Kampung Patemon.artinya tempat tempat pertemuan aliran air taman keraton dan aliran-aliran air taman milik rakyat dan taman lake’ (tempat pemandian prajurit keraton.Aliran air itu kemudian disalurkan ke kali Marengan.Dari jalan Dr.Sutomo kea rah timur terdapat jalan menurun, sebelum tikungan jalan berdiri pintu gerbang keluar atau Labang Galidigan.Di sebelah barat pintu keluar terdapat jalan menurun, bekas undakan tujuh.
Disebelah selatan undakan tujuh terdapat Sagaran atau laut kecil merupakan tempat bertamasya putera-puteri Adipati.Sagaran tersebut di lengkapi dengan perahu untuk tamasya putera-puteri Adipati.KIni, Sagaran tersebut ditempati perumahan rakyat dan lapangan tennis.Di sebelah barat lapangan tennis, berdiri kamarrata merupakan tempat kereta kencana, dan di belakangnya berdiri kandang kuda lengkap dengan dua taman.Taman di sebelah timur ditempati buaya putih yang dipelihara oleh Adipati pada jaman itu.Sedangkan taman di sebelah barat merupakan tempat pemandian kuda.Kini, bagian belakang Kamarrata didirikan Taman Kanak-Kanak dan di sebelah selatannya didirikan Gedung Olahraga atau lapangan bulutangkis.Dibelakang lapangan bulutangkis didirikan perumahan rakyat.
Di sebelah selatan alun-alun didirikan Tangsi Prajurit Keraton yang kemudian diubah menjadi Korp Barisan Sumenep, pada tahun 1831 M.Di depan tangsi merupakan tempat latihan para prajurit keraton atau Korp Barisan Sumenep.Daerah tersebut oleh Pangeran Natakusuma dihadiahkan kepada Lauw Pia Ngo cucu Lanuw Kun Thing, sebagai arsitek Kraton dan Masjid Jamik Sumenep.Disebelah timur kawasan pasar merupakan perkampungan.Kemudian pada jaman pendudukan Jepang di sebelah timur perkampungan dibongkar dan dijadikan pasar kambing.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More